Untuk seorang pemimpin sejati, kursi dan jabatan bukanlah patokan ukuran kepemimpinan, karena kursi dan jabatan cenderung oleh sebagian orang dijadikan sebagi motivasi untuk berkuasa dan kekuasaan (lagi-lagi menurut saya) bukanlah ciri pemimpin. banyak orang orang didunia ini yang telah melakukan suatu perubahan tanpa sebuah kursi jabatan dan tidak mesti suatu perubahan besar untuk menjadi seorang pemimpin, banyak hal-hal kecil yang telah memberi dampak pada suatu perubahan besar. banyak orang dengan pangkat dan jabatan tinggi tapi tidak memiliki ciri seorang pemimpin, dimata bawahan dianggap tidak berarti dan tidak dihargai dan sama sekali tidak memberi pengaruh kepada apa yang dipimpinnya. Pantaskah ia disebut pemimpin? pemimpin itu dihargai bukannya ditakuti.
Fenomena yang kita saksikan sekarang dinegeri ini, banyak orang yang memburu pangkat dan jabatan karena dimotivasi oleh dorongan dan pemikiran ingin berkuasa, sehingga cara untuk meraih posisi pimpinan ( beda; pemimpin) dengan cara yang tidak terhormat. dan pada saat memimpin bukannya kemajuan dan kemaslahatan yang dicapai, melainkan keterbelakangan dan kesengsaraan yang dihasilkan. dan orang-orang yang seperti demikian tanpa malu berjuang mati-matian untuk mempertahankan posisinya. yang ada dan sangat jelas kita lihat adalah para tokoh dengan kepentingan pribadi dan golongannya, partainya, sukunya, keluarganya dan segala macam motivasi kepentingan lainnya. Sudah sepatutnya kita menoleh kebelakang melihat sosok dan metode kepemimpinan Rasulullah Saw, yang telah menjadi sosok pemimpin sejati yang telah membuat suatu perubahan besar terhadap sejarah kehidupan manusia.
Sumber tulisan:http://tomakaka.wordpress.com/