Tuhanku,
WajahMu membayang di kota terbakar
dan firmanMu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal,
Anak menangis kehilangan bapa
Tanah sepi kehilangan lelakinya
Bukannya benih yg disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
Waktu itu, Tuhanku,
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku
menusukkan sangkurku
Malam dan wajahku
adalah satu warna
Dosa dan nafasku
adalah satu udara.
Tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari
biarpun bersama
penyesalan-Apa yang bisa diucapkan oleh bibirku yang terjajah ?Sementara kulihat kedua lengaMu yang capai mendekap bumi yang mengkhianatiMu Tuhanku.Erat-erat kugenggam senapanku Perkenankan aku membunuh Perkenankan aku menusukkan sangkurku
Puisi by:(Rendra, Juni 1960)